Wednesday, February 25, 2009

artikel

KISAH PENSIL

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat "Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?" Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya, "Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu pensil yang nenek pakai. "Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti" ujar si nenek lagi. Mendengar jawab ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai. "Tapi nek sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya." Ujar si cucu. Si nenek kemudian menjawab, "Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini." "Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini." Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil. "Kualitas pertama, pensil mengingatkan kamu kalo kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya" . "Kualitas kedua, dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik"."Kualitas ketiga, pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar". "Kualitas keempat, bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu". "Kualitas kelima, adalah sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan".SEMOGA KITA BISA MENJADI PENSIL......... (MAWAS DIRI COY........)

Sumber : millis

artikel

Siapakah Bob Sadino (Om Bob) ?


Apakah anda mengenal Bob Sadino atau lebih senang dipanggil Om Bob? Kalau belum tahu, Om Bob adalah salah satu pengusaha (wirausahawan) sukses di tanah air. Yang membedakan Om Bob dengan pengusaha sukses lainnya adalah gaya dan pola pikirnya yang unik dan “nyleneh”.
Sekilas perjalanan hidup Om Bob
Pria kelahiran Lampung 9 Maret 1933 ini mempunyai cerita kehidupan yang unik sampai mendapat keberhasilannya seperti sekarang. Berawal dari sekembalinya dari Belanda dan Inggris, beliau berkehidupan serba cukup bersama istrinya, di Indonesia sopir taksi dan kuli bangunan adalah pekerjaan yang pernah dijalani. Pengalaman menjadi sopir taksi dan kuli bangunan ini pernah membuatnya depresi, dengan upah Rp. 100/hari Om Bob harus menghidupi keluarganya.
Dalam keadaan tersebut seorang teman menyarankan untuk memelihara ayam, dari usaha tersebut inspirasi pun datang untuk berwirausaha. Bidang usaha yang dilakukan adalah menjadi penjual telur hasil peternakan ayamnya. Usaha yang dibantu oleh sang istripun mendapat banyak langganan (orang asing) dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Sejak itulah usahanya maju pesat dengan kerja kerasnya segala bentuk bisnis dikelola khusunya swalayan dan agribisnis dan menjadi pemilik tunggal Kem Chicks sebuah supermaket Raksasa Indonesia, kini bisnis properti di daerah Kemang Jakarta pun dikembangkannya dan kini orang lain menyebutnya seorang penjual telur menjadi penjual apartemen mewah disandangnya.
“Mengalir saja!” Demikian kesimpulan rahasia sukses seorang Bob Sadino saat diwawancarai oleh majalah WK-nya Pak Isdiyanto. Bagi yang sudah sering mendengar pernyataan-pernyataan beliau, mungkin hal ini bukan hal yang aneh.
Aneh sih…. tapi biasa aja kalau yang ngomong Om Bob. Memang seperti itulah Om Bob. Ceplas-ceplos dan keluar dari pakem akademis teori kewirausahaan.
Lakukan saja, ikuti perencanaan Tuhan!” Itu kesimpulan berikutnya. Allah yang Maha Merencanakan, kita tinggal bekerja saja. Tidak ada tujuan. Kesuksesan bukan tujuan, kekayaan bukan tujuan. Kesuksesan dan kekayaan hanya akibat dari bekerja.Wow, indah sekali. Just do it. Setelah pasrah maka bekerjalah. Apapun hasilnya ikhlaskan.
Karena tidak ada tujuan maka otomatis tidak ada perencanaan untuk mencapai tujuan itu. “Saya senang aja melakukannya.” Demikian kata Om Bob menirukan ucapan anaknya yang jauh-jauh sekolah di Swiss ternyata akhirnya hanya jual pecel lele di pinggir jalan.
Lalu apakah pake intuisi sehingga tanpa perencanaan dan tujuan bisa mencapai sukses demikian? Tanya wartawan. Maka sekali lagi Om Bob mengatakan bahwa wartawan otaknya telah diracuni teori kewirausahaan yang menurut beliau isinya hanya sampah saja. Om Bob menganggap pertanyaan itu tidak muncul dari diri wartawan murni tapi dari otak yang sudah menelan sampah berbagai informasi teori kewirausahaan.
Kalau Tuhan memberi intuisi yang hebat untuk seorang Bob Sadino, sementara tidak memberikan intuisi itu kepada yang lain, maka betapa tidak adilnya Tuhan. Demikian kata Om Bob. Bahwa apa yang dilakukannya dan mengakibatkan kesuksesan bisa jadi adalah langkah ke seribu dari 999 langkah gagal sebelumnya yang telah ditempuh oleh beliau. Jadi bukan intuisi yang tiba-tiba muncul.
Thomas Alfa Edison juga demikian. Bola lampu bukan hasil kehebatan intuisinya tapi hasil percobaannya yang ke 1000 setelah 999 kali gagal. Kolonel Sanders membuka KFC bukan karena naluri bisnisnya yang hebat, tapi hasil perjalanan gagalnya menawarkan resepnya kemana-mana dan selalu ditolak. Maka dia membuka warung sendiri. Jadi bukan intuisi tapi hasil dari pantang menyerah dan tahan banting.
Jadi… untuk menjadi wirausahawan tidak ada pembelajarannya yang njelimet dan baku. Nanti bikin bingung dan kapan mau mulai. Lakukan saja. Bebas saja lakukan. Lalu evaluasi hasilnya. Hasil yang hebat hanya akibat dari keuletannya sendiri. Ketika menjual lima kilogram telor bersama istri, Bob Sadino tidak pernah bermimpi bakal bisa naik mobil jaguar atau punya rumah mewah dari hasil jualan telur yang marjinnya Cuma Rp 150,- per hari itu. Mengalir saja. Kalau ada kegagalan, kekecewaan dan sejenisnya rangkullah, belailah karena itu adalah bagian dari kesuksesan itu sendiri.
Tidak ada pembelajaran dalam kewirausahaan. Yang ada hanyalah melangkah, melangkah dan melangkah. Untuk bisa melangkah itu kita perlu membebaskan dari rasa takut, jangan punya keinginan macam-macam, dan bebaskan dari belenggu pikiran sendiri.
Bingung? Tidak perlu bingung, karena Om Bob tidak memaksakan kita untuk mengikuti jalan pikirannya yang sering dianggap gila oleh banyak orang. Ini hanya sharing beliau –karena ditanya oleh wartawan- bagaimana dia bisa menjadi Bob Sadino seperti sekarang ini. Kalau mau jadi duplikasi Bob Sadino silakan ditiru. Kalau mau jadi diri sendiri ya silakan pake cara lain.
Belajar Menjadi Orang Goblok Ala Om Bob
Tulisan berikut bisa menjadi bahan renungan dan inspirasi bagi kita semua yang ingin mengikuti jejak Om Bob … (Tulisan ini diambil dari milis tetangga)
Pasti Anda bingung dengan judulnya, ‘goblok’ kok dipelajari!
Awalnya saya juga bingung, tapi setelah bertemu langsung dengan Om Bob, baru percaya bahwa statement itu benar.
Bob Sadino terkenal sebagai pengusaha yang ‘Nyleneh’ pada gaya dan pola pikirnya. Sejak dari jaman Soeharto, dia terkenal dengan ‘kostumnya’ yang selalu bercelana pendek. Begitulah cara Om Bob bertemu dengan semua presiden negeri ini.
Di kediamannya di kawasan Lebak Bulus sebesar 2 hektar, dia membuat kami pusing dengan statement-statement nya yang super Nyleneh. Misalnya dia tanya,”Menurutmu kebanyakan orang bisnis cari apa Jay?” Spontan kita jawab,”Cari untung om!”. Kemudian Om Bob balik menjawab, “Kalo saya cari rugi!”
Dia menjelaskan, kalo bisnis cari untung, apa selamanya untung? Sama juga kalo bisnis cari rugi, apa selamanya rugi? Maknanya adalah, rugi tak perlu ditakuti. Bahkan karyawan Kemchicks (pabrik daging olahan) dan Kemfarms (exportir sayur dan buah) miliknya diijinkan untuk berbuat salah. Sampai-sampai ada karyawan yang pernah membuat kerugian US$ 5 juta dan masih bekerja sampai sekarang.
Goblok atau Pintar? Trus apa maknanya belajar ‘Goblok’? Bukankah banyak orang pandai tapi tak berhasil dalam usaha atau bahkan melangkah pun tak berani.
Om Bob bilang, kalo orang ‘goblok’ itu tak pandai menghitung, makanya lebih cepat mulai usaha. Kalau orang pinter, menghitungnya ‘njlimet’, jadi nggak mulai-mulai usahanya.
Orang ‘goblok’ berbisnis tidak berpikir urutan, sedangkan orang pinter, berpikir urut. Orang pintar tidak percaya dengan orang lain, jadi semuanya mau dikerjain sendiri, seolah tak ada yang dapat menggantikan dirinya.
Nah, kalau orang ‘goblok’, dia akan mencari orang pintar dan harus lebih pintar darinya, untuk menjalankan usahanya.
Orang pintar ketemu gagal, cenderung mencari kambing hitam untuk menutupi kekurangannya. “Ehm, situasi ekonominya lagi down”, atau “Pemerintah nggak mendukung saya”, kata orang pintar.
Lain hal dengan orang ‘goblok’, jika ketemu gagal, nggak merasa kalau dia gagal, karena dia merasa sedang ‘belajar’.
Bahkan Om Bob juga mengatakan bahwa dia sebagai orang ‘goblok’ tidak melakukan perencanaan usaha, target ataupun mengenal cita-cita.
Namun sebaliknya, semua karyawannya harus memiliki target dan perencanaan. Buahnya, orang ‘goblok’ yang jadi bossnya orang pintar.
Itulah salah satu keadilan Tuhan menciptakan orang pintar dan orang ‘goblok’.
Masalahnya sekarang, siapa yang merasa pintar, siapa yang merasa goblok? Trus, enakan mana jadi orang pintar atau orang ‘goblok’?
Jika Anda merasa bingung dengan tulisan ini, artinya bagus, berarti Anda mulai ….Goblok! Kalau Anda emosi, berarti Anda pintar. Itu juga kata Om Bob lho..!
Filosofi ‘goblok’ Bob Sadino, dia ibaratkan seperti air sungai yang sedang mengalir. Ketemu batu di depan, ya belok kanan atau belok kiri. Namun seperti air di sungai, kitapun harus siap dikencingi, dibuangi sampah dan kotoran-kotoran yang lain.
Jadi, pilih mana? GOBLOK atau PINTAR?
“Pengusaha tak harus pintar dalam segala hal. Tapi harus pintar mencari orang pintar”
Nah, mudah-mudahan postingan bisa menjadi inspirasi bagi para pembaca yang memiliki keinginan kuat mengikuti jejak Om Bob sebagai pengusaha sukses.
(Dari berbagai sumber)

Wednesday, February 18, 2009

Elleanor Putri Sianipar






Anugerah Yang terindah

Yang tuhan berikan kepadaku

tepat dihari ulang tahunku (26-02-2008)

lahirlah seorang bayi mungil nan cantik dan lucu

yang kami panggil dengan sebutan Ellen (Elleanor Putri Sianipar)

bayi perempuan yang selama ini sangat kami nantikan kehadirannya

yang merubah suasana bahagia dalam keluargaku

menjadi semakin bahagia

Terimakasih TUHAN atas kado yang indah ini

Amin

- Arfan -



Machester United

The Dream Team

Pailobers

Touring perdana pailober's " cibodas "

Tuesday, February 17, 2009

My Team


Ini adalah Team Sepak Bola Saya

Hot News

IDI : Sesuai Prosedur, Obat Puyer Tak Masalah
Jum'at, 13 Februari 2009 - 13:26 wib


Dadan Muhammad Ramdan - Okezone

JAKARTA - Mencuatnya polemik pemakaian obat puyer memunculkan pro-kontra di masyarakat. Obat model serbuk yang banyak digunakan untuk kalangan anak-anak itu, menyimpan risiko karena proses meraciknya yang tidak memiliki standardisasi kualitas mutu.Meski demikian, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan tidak ada masalah dalam penggunaan obat puyer untuk tindakan pengobatan selagi memenuhi syarat ketentuan dan prosedur. "Obat puyer tidak ada masalah selama syarat ketentuan dan prosedur dilakukan secara baik dan benar," tandas Ketua Umum IDI Fahmi Idris saat dihubungi okezone, Jumat (13/2/2009).Fahmi Idris mengimbau pihak yang dirugikan akibat praktik tenaga medis agar melapor ke IDI dengan dilengkapi identitas pelapor dan bukti-bukti yang cukup. "Nanti diproses oleh Majelis Etik untuk dibuktikan bersalah atau tidak menurut kacamata ilmu kedokteran," katanya.Sementara itu dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 80 Ayat b: Barang siapa dengan sengaja memproduksi dan atau mengedarkan sediaan farmasi berupa obat atau bahan obat yang tidak memenuhi syarat farmakope Indonesia dan atau buku standar lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan pidana denda paling banyak Rp300 juta.Sekadar diketahui, penggunaan obat puyer menjadi polemik di sejumlah negara. Di negara-negara miskin seperti Banglades dan negara-negara Afrika, penggunaan puyer sudah ditinggalkan karena banyaknya kelemahan.Berdasarkan catatan, ratusan tahun lalu puyer lahir karena ketersediaan obat untuk anak sangat terbatas. Untuk menyiasati keterbatasan ini, obat orang dewasa dihaluskan untuk menyesuaikan dosis anak yang lebih kecil sesuai berat badannya.Namun seiring dengan perkembangan teknologi, puyer sudah mulai ditinggalkan. Selain ketersediaan obat jadi untuk anak sudah cukup tersedia, risiko yang ditimbulkan lebih banyak daripada manfaatnya.(ram) (mbs)

Monday, February 16, 2009

" puisi ku "

Mawar merah tumbuh dibawah
bayang - bayang stupa
disanalah kita berjumpa
biarlah candi - candi
jadi saksi, bahwa aku cinta putri...
semoga cinta kita kan abadi selamanya

- Arfan -

Putri's Poem





Bunga
Dan
Matahari


yang dibutuhkan bunga
adalah sinar matahari
yang penuh kehangatan dan
menemaninya tanpa lelah.
Yang diharapkan bunga adalah
istana kaca agar bunga terpisah
dari rumput liar dan dapat menatap
matahari setiap detik dari tempat yang terlindungi
Yang diinginkan bunga ialah pada saat bunga layu dan mati
matahari tetap menyinarinya dan tidak berpaling pada
bunga yang lain.
Bunga dan matahari saling melengkapi
Aku dan Kamu saling mencintai
dan kita akan bersama-sama sampai
akhir hidup ini....
semoga TUHAN mendengar dan mengerti......


- Saputri Hayati -